Rangkuman bahan ajar ilmu pengetahuan sosial SD


 

 

BAB I

IPS SD



1.      Pengertian dan misi IPS

Secara umum IPS dapat dimaknai sebagai seleksi dari struktur disiplin akaemik ilmu IPS yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdassarkan pancasila (numan somantri,2001 :103).

Sementara itu,fungsi pengajaran IPS SD adalah untuk mengembangkan pengetahuan ,nilai,sikap,dan keterampilan social dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direflesikan dalam kehidupan masyarakat ,bangsa,dan Negara Indonesia. Kemudian misi utama pendidikan IPS adalah untuk membantu siswa belajar tentang masyarakat dunia dimana mereka hidup dan memperoleh jalan ,untuk belajar menerima realitas social,dan untuk mengembangkan pengetahuan,sikap dan keterampilan untuk membantu mengasah pencerahan manusia.

2.      Tujuan IPS

Tujuan pembelajaran IPS (pusat kurikulum 2006: 7) adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah social yang terjadi di masyarakat,memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi ,dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari ,baik yang meenimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat.

Dalam perspektif formal dan realistic,IPS di tingkat sekolah pada dasranya berttujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasi pengetahuan(knowledge),keterampilan(skills),sikap dan nilai(attitudes and volume) yang dapat digunakan sebagai kempuan memngambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat agar menjadi warga Negara yang baik.

 

BAB II

MENGAJAR UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN IPS

1.      Mengajarkan konsep dan Generalisasi

Dalam ilmu pengetahuan social,konsep juga dianggap sebagai ide yang dinyatakan dengan sebuah kata,istilah atau frase.

a.       Sifat konsep

Konsep kadang-kadang digambarkan sebagai makna yang termassuk dalam kategori abstrak. Sifat konsep terkadang dimanfaatkan untuk mengklasifikasikan, mengkategorikan,dan mengatur sejumlah pengetahuan spesifik dengan kesepakatan tertentu. Konsep harus selalu dikaitkan dengan makna.

Pengertian konsep dapat dikembangkan denngan deskrifsi atau definisi ,menyediakan deskrifsi atau definisi,atau keduanya,yang berakar pada pengalama peserta didik,yang berkaitan dengan sesuatu yang sudah dikenal.

b.      Mengubah konsep ke bentuk pemikiran yang tepat untuk anak sekolah dasar.

Berikut ini langkah-langkah yang disarankan untuk dilakukan guru:

1)      Menentukan konsep dan ide-ide

2)      Memilih mata pelajaran yang bisa diidentifikasi oleh anak-anak

3)      Mengembanngkan gagasan ketitik dimana anak-anak bisa menerapkannya pada realitas.

4)      Memfokuskan pada pendekatan diagnostic untuk mengajar

c.       Tiga strategi membangun konsep

Strategi pengajaran yang digunakan dalam mengembangkan konsep-konsep IPS sering dikaitkan denngan tiga cara belajar konsep sebagai berikut:

1)      Strategi satu:mendaftar,mengelompokkan,melabelkan

2)      Strategi dua: mengalami,membuat hipotesis,menguji

3)      Strategi tiga : mengenali contoh dan bukan contoh

d.      Mengembangkan generalisasi

Generalisasi adalah hubungan dua atau lebih konsep yang biassanya dinyatakan sebagai laporan deklaratif. Empat jenis generalisasi yang relevan dengan pendidikan IPS adalah:

1)      Generalisasi deskriptif

2)      Generalisasi sebab akibat

3)      Generalisasi acuan nilai

4)      Generalisasi prinsip universal.

2.      Mengajarkan keterampilan IPS

Pengembangan keterampilan yang sistematis dan sekuensial sangat penting bagi anak- anak karena keterampilan adalah alat yang akan terus mereka gunakan. Keterampilan menyiratkan kemampuan melakukan sesuatu dengnan baik. Seseorang yang memiliki keterampilan biasanya mampu merespon sesuatu dengan cara yang efisien. Ketetrampilan umumnya diklasifikasikan menjadi 3, yaitu motorik,intelektual,dan social. Semua keterampilan memiliki dua karakteristik yang sama : berhubungan dengan perkembangan dan membutuhkan latihan jika mereka haruus dikuasai.

3.      Mengajarkan nilai dan sikap

Nilai-nilai pendidikan berkaitan dengan nilai-nilai umum dan nilai-nilai pribadi. Pengenalan dan internalisasi nilai-nilai umum oleh anggota individu merupakan suatu kebutuhan penting bagi kehidupan social yang stabil dalm suatu masyarakat. Nilai-nilai kebebasan,keadilan,kesetaraan,kejujuran,pertimbangan untuk orang lain,individualism, martabat manusia , tanggung jawab,dan kebenaran adalah contoh nilai-nilai umum yang ada didalam consensus.

4.      Mengembangkan kemampuan berpikir

Proses berpikir terdiri dari serangkaian sub keterampilan,dan seperti keahlian lain,mereka harus dilakkukan jika mereka harus diterapkan dengan tingkat kemahiran. Sub  keterampilan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1)      Mengidentifikasi masalah dan pertanyaan untuk studi

2)      Membuat kesimpulan dan menarik kesimpulan dari data

3)      Membuat perbandingan

4)      Mengembangkan hipotesis

5)      Menggunakan bukti untuk menguji hpotesis

6)      Perencanaan bagaimana belajar pertanyaan atau masalah

7)      Mendapatakan data dari berbagai sumber

8)      Memprediksi hasil yang mungkin

9)      Memutuskan apa bukti yang diperlukan dalam mempelajari masalah

10)  Memutuskan apa bukti yang relevan dengan penelitian ini.

BAB III

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS

1.      Tipe-Tipe Rencana Pembelajaran

a.       Perencanaan Berbasis Buku Pelajaran

Sebuah rencana berbasis buku pelajaran merupakan salah satu yang dikembangkan terlebih dahulu oleh guru, yang seringkali bergantung pada buku teks atau dokumen kurikulum lain dalam menentukan sifat dan isi program.

b.      Perencanaan yang Berorientasi Topik atau Subyek

Pendekatan perencanaan yang didasarkan pada suatu topik atau subjek memiliki beberapa karakteristik yang sama seperti point a. Kepribadian guru lebih kelihatan, dan nampak tidak begitu direncanakan dengan serius dan diarahkan oleh guru. Peserta didik lebih terlibat dalam perencanaan, dan lebih banyak menggunakan berbagai kegiatan dan variasi bahan ajar. Interaksi lebih banyak dilakukan melalui jalur diskusi.

c.       Perencanaan Informal yang Berpusat pada Siswa

Beberapa guru lebih memilih untuk merencanakan program-program IPS secara kooperatif dengan anak-anak, pembentukan subyek dan keterampilan berdasarkan kepentingan dan kepedulian anak-anak. Unit yang dipelajari dan pengalaman belajar direncanakan bersama oleh guru dan anak-anak dalam hal kepentingan dan latar belakang. Anak-anak didorong untuk terlibat dalam memikul tanggung jawab atas apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka akan belajar.

2.      Merencanakan Satuan Pelajaran

a.       Melakukan Survey Ketersediaan Sumber Belajar

Sebagai langkah awal dalam perencanaan, guru harus menginventarisasi ketersediaan dan kecukupan sumber belajar untuk unit yang akan dipelajari. Hal-hal yang ditemukan oleh guru akan berpengaruh langsung pada unit yang direncanakan. Ketersediaan sumber belajar yang penting tentu akan mempengaruhi perencanaan yang dibuat oleh guru.

b.      Menetapkan Tujuan

Tujuan instruksional harus dinyatakan dengan menggunakan cara yang membuat anak-anak memahami apa yang seharusnya mereka pelajari. Hal ini akan memungkinkan guru dan pelajar untuk melihat lebih jelas bagaimana kegiatan pembelajaran berhubungan dengan tujuan pembelajaran. Kurangnya kejelasan tujuan cenderung mengakibatkan kinerja kegiatan yang tidak memiliki tujuan atau makna. Oleh karena itu, cukup masuk akal bagi guru dan anak-anak ketika mencoba memecahkan masalah tetapi tidak tahu apa masalahnya. Tujuan bisa dibingkai dengan pernyataan umum yang luas yang menjelaskan kepada anak-anak mengapa mereka diharapkan untuk belajar.

c.       Memilih dan Mengorganisasikan Materi Pokok

Ada beberapa variasi dalam pengorganisasian topik sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah. Akan tetapi, biasanya guru SD hanya memiliki kebebasan untuk memilih subyek dan topik yang akan dimasukkan kurikulum IPS dalam jumlah terbatas. Topik dan unit yang dipilih sekolah sesuai dengan panduan kurikulum telah mengadopsi isi buku pelajaran yang cukup banyak menentukan materi pelajaran dan keterampilan untuk dimasukkan. Bagaimanapun, guru memiliki seumlah kemampuan dalam menentukan topik yang akan dikembangkan dan ide-ide yang akan dipilih. Ini adalah ide-ide yang benar-benar menentukan subjek tertentu.

d.      Mengawali Pembelajaran

Membangun dan mempertahankan ketertarikan anak-anak terhadap topik merupakan tanggung jawab guru yang harus dilakukan secara terus menerus, terutama ketika memulai bab atau materi baru. Guru dapat menggunakan permainan yang cukup dramatis untuk mengawali suatu materi baru.

e.       Mengembangkan Pembelajaran: Permasalahan, Pengalaman, atau Kegiatan

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran IPS di SD adalah suatu kegiatan dilakukan tanpa dikaitkan dengan tujuan. Kegiatan merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menentukan tujuan dan tahu dengan jelas apa yang seharusnya dipelajari anak-anak sebelum memutuskan kegiatan apa yang akan dilakukan. Berikut ini adalah beberapa contoh kegiatan belajar untuk semua tingkatan kelas:

1)      Berbagi

2)      Konstruksi

3)      Percobaan

4)      Mendengarkan

5)      Diskusi

6)      Menuliskan pengalama

7)      Drama kegiatan

8)      Seni pengalaman

9)      Karyawisata

10)  Pengolahan

f.       Evaluasi Belajar

Sepanjang penelitian, guru dan anak-anak harus membuat evaluasi seberapa baik unit ini mengalami kemajuan. Melalui observasi dan umpan balik, guru dapat mengukur sejauh mana kemajuan sedang dibuat ke arah pencapaian tujuan. Sebagian besar evaluasi informal yang berlangsung diharapkan selalu melibatkan anak-anak sendiri. Mereka harus didorong melalui diskusi untuk mengambil pekerjaan mereka secara individu maupun kelompok. Prosedur evaluasi yang digunakan bisa berupa informal dan formal, disesuaikan dengan tujuan.

g.      Menyimpulkan dan Menutup Pembelajaran

Hal penting untuk menutup pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan kesimpulan, mengevaluasi apa yang telah dipelajari, mengidentifikasi apa yang anakanak temukan dan menjadi kepentingan utama bagi mereka, dan mengidentifikasi di mana studi tambahan yang diperlukan. Kegiatan penutup harus mencakup aspek menarik usulan berbagai topik yang tersisa yang 63 belum diselidiki dan tentang anak-anak mungkin ingin membaca dan belajar secara mandiri. Kegiatan penutup dapat dan harus berfungsi sebagai jembatan untuk pengetahuan baru.

3.      Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelajaran harus konsisten dengan keberlanjutan yang terus menerus dalam belajar. Karena guru bergantung pada rencana-rencana untuk melaksanakan instruksi tersebut, mereka harus lengkap dalam setiap detail, tepat, berurutan, mengantisipasi berbagai kemungkinan, dengan sesedikit mungkin meninggalkan kebetulan.

4.      Mereview Kecukupan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru belum juga disiapkan dengan baik walaupun mungkin telah diberi lebih banyak waktu dan lebih banyak sumber daya. Perencanaan pembelajaran adalah proses yang terbuka, yang bisa dilakukan terus tanpa henti.

BAB IV

MEMILIH DAN MEMANFAATKAN SUMBER BELAJAR

Ketika memilih sumber belajar, yang perlu diperhatikan dan penting untuk dipikirkan guru adalah tujuan yang akan dicapai. Salah satu sumber belajar atau bahan yang dipilih seyogyanya efektif dan mampu membawa siswa ke arah tujuan tersebut. Kualitas suatu sumber belajar, khususnya buku pelajaran, dapat diketahui dari keterampilan guru dalam menggunakannya. Dengan demikian, diperlukan interaksi antara guru yang berbakat dengan berbagai media yang sesuai sehingga mampu menghasilkan pembelajaran yang unggul dalam IPS.

1.      Bahan Bacaan

a.       Buku Pelajaran

Untuk menggunakan buku pelajaran IPS dengan efektif, hal pertama dan utama yang harus dilakukan guru adalah memilih salah satu dari  beberapa fungsi buku. Selanjutnya, ketika sudah memilih salah satu fungsi buku, kemudian guru mengikuti langkah-langkah penggunaannya sesuai uraian berikut ini:

1)      Mengeksplorasi kemampuan membaca

2)      Mendapatkan fakta yang berkaitan dengan materi

3)      Peta,chart,grafik atau ganbar

4)      Menyimpulkan pembelajaran.

b.      Ensiklopedia

Nilai suatu ensiklopedia terletak pada kemudahannya dan cara memperoleh materi faktual di banyak topik dengan cepat. Ketika ensiklopedi yang tersedia di kelas rendah, guru akan mendapatkan gambar-gambar dan ilustrasi yang dapat membantu dalam memberikan instruksi. Nilai utama sebuah ensiklopedia bagi siswa kelas-kelas rendah adalah kontribusinya dalam membangun sikap positif terhadap pemanfaatan bahan referensi. Melalui ensiklopedi, anak-anak belajar lebih awal dan dapat menemukan jawaban atas banyak pertanyaan di berbagai topik.

c.       Refrensi tambahan

Selain buku teks dan ensiklopedia, dibutuhkan juga berbagai macam buku-buku pengayaan sebagai referensi tambahan. Beberapa buku ini mungkin bisa berupa buku pelajaran yang lain, meskipun yang dibutuhkan tidak sebanyak buku-buku pengayaan.

d.      Bahan-bahan Murah dan Gratis

Bahan-bahan murah dan gratis menjadi sumber belajar yang berharga dalam mengajar IPS. Banyak bahan yang tersedia saat ini disiapkan dengan baik dan berguna untuk belajar di kelas, serta tidak perlu diperiksa dengan hati-hati untuk memastikan cocok tidaknya sumber tersebut. Hanya karena bahan tersebut tersedia dan gratis, ada jaminan bahwa itu adalah sumber belajar itu bernilai.

2.      Bukan bahan bacaan

Bukan bahan bacaan (non reading materials) merupakan klasifikasi istilah untuk menunjukkan bahan yang lebih banyak tergantung pada penglihatan dan suara dalam menyampaikan arti mengenai suatu hal daripada interpretasi kata-kata yang tercetak. Penggunaan sumber belajar selain bahan bacaan tidak diperlukan karena sumber-sumber lain membahas topik ini secara mendalam.

3.      Masyarakat Setempat

Hal yang harus dilakukan guru berkaitan dengan sumber belajar ini adalah bahwa manusia melakukan proses pembelajaran seumur hidup dalam masyarakat. Proses sosial tersebut berfungsi seribu kali lipat dalam komunitas di seluruh dunia. Guru dapat menggunakan masyarakat lokal dengan dua cara dasar. Salah satunya adalah membawa beberapa bagian masyarakat ke kelas, sementara yang lain adalah membawa siswa ke suatu tempat atau menemui orang penting di masyarakat.

 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasa dharma pramuka